
Latar Belakang
Keberadaan Lembaga Swadaya Masyarakat atau LSM sejak puluhan tahun yang lalu merupakan salah satu bentuk penjabaran komitmen keberpihakan kepada masyarakat marginal.
Pendampingan terhadap komunitas tersebut dilakukan melalui berbagai peran seperti menjadi pelopor pengembangan model-model pendampingan, sebagai fasilitator dan katalisator kerjasama dengan berbagai pihak, sebagai agen advokasi tentang kebijakan agar lebih berpihak pada masyarakat.
Pendekatan yang dilakukan juga bervariasi seperti pendekatan sosiokaritatif yang menganggap masyarakat miskin tidak mampu menolong dirinya sendiri, pendekatan sosio-reformis seperti aksi-aksi penanggulangan bencana alam dan kelaparan, pendekatan sosio-ekonomis yang menganggap orang miskin mempunyai potensi untuk mengatasi masalah mereka sendiri, atau pendekatan sosio-transformis yang meyakini bahwa pembangunan harus menyentuh hal-hal yang lebih mendasar seperti perubahan sikap dan tingkah laku, pandangan dan budaya masyarakat. Pendekatan sosio-ekonomis dan sosio-transformis merupakan pilihan utama bagi YSDK walau tetap membuka kemungkinan untuk pendekatan lainnya sesuai dengan situasi dan kondisi target penerima manfaat. Dukungan kebijakan pembangunan yang lebih berkeadilan dan partisipatif diyakini mempercepat proses perubahan tersebut.
Tujuan
Tujuan kehadiran LSM pada umumnya dan YSDK khususnya yakni ingin memberikan sumbangsih secara nyata dan kontribusi pemikiran kreatif dan inovatif serta aksi-aksi nyata keberpihakan kepada masyarakat atau kelompok marginal dalam pengentasan kemiskinan, memerangi ketidak-adilan, penyedaran untuk mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim dan berbagai persoalan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia pada umumnya dan masyarakat Kalimantan Barat khususnya.