Kabupaten Bengkayang, Desa Tamong, 22–25 Februari 2025
Pasca kegiatan Participatory Assessment of Climate Disaster and Risk (PACDR) yang dilaksanakan pada Oktober tahun lalu, Yayasan Swadaya Dian Khatulistiwa (YSDK) kembali melakukan pendampingan lanjutan di Desa Tamong, Kecamatan Siding. Pendampingan ini secara khusus difokuskan kepada para peserta lokakarya sebelumnya, terutama kepada kelompok masyarakat yang telah membentuk Kelompok SADAR ALAM (Kesadaran Terhadap Bencana Alam) yang terdiri dari Ibu Hajijah (Ketua), Ibu Amelia Tiu (Bendahara), Ibu Erni Namor (Sekretaris), serta anggota lainnya: Ibu Sianis, Ibu Yustina, Bapak Ginang, Bapak Sinyor, dan Bapak Asi.
Dalam tahap kedua pasca pembelajaran PACDR ini, YSDK menghadirkan dua narasumber utama untuk memperkuat perspektif dan kapasitas kelompok. Narasumber pertama adalah Bapak Ir. Sigit Sapto Wibowo, M.Sc., staf YSDK yang menyampaikan materi tentang aspek lingkungan dan pertanian. Narasumber kedua adalah Bapak Kiki Prio Utomo, S.T., M.Sc. yang membawakan materi tentang tata kelola permukiman desa. Kedua narasumber ini diundang untuk memberikan pengayaan pengetahuan dan menstimulasi pemikiran kolektif warga dalam menindaklanjuti hasil PACDR secara lebih konkret.



Kegiatan pendampingan kali ini dimulai dengan pelaksanaan tracking ke beberapa lokasi ladang dan permukiman warga yang terdampak bencana tanah longsor. Salah satu lokasi yang dikunjungi adalah ladang milik Bapak Mat Jenggol yang sebagian besar mengalami kerusakan parah dan menyebabkan gagal panen akibat longsor. Situasi serupa juga ditemukan di halaman belakang rumah Bapak Pek, salah satu peserta lokakarya, serta ladang-ladang milik warga lainnya. Kegiatan tracking ini bertujuan untuk memberikan gambaran nyata kepada tim narasumber mengenai dampak langsung perubahan iklim terhadap kehidupan warga serta sebagai bahan awal penilaian mitigasi dan adaptasi yang dapat dilakukan ke depan.
Dampak dari pembelajaran PACDR mulai tampak dalam kesadaran masyarakat. Peserta lokakarya kini menunjukkan sikap yang semakin kritis terhadap tanda-tanda alam. Mereka mulai mewaspadai intensitas hujan harian dan merespon potensi tanah longsor secara lebih cepat. Kelompok SADAR ALAM juga aktif melakukan koordinasi dan pelaporan melalui grup Whatsapp untuk menyampaikan informasi-informasi bencana terbaru, khususnya yang terjadi di wilayah Dusun Tamong.






Setelah agenda tracking selesai, kegiatan dilanjutkan dengan sesi penyegaran memori terhadap proses dan hasil lokakarya PACDR sebelumnya. Dalam sesi ini juga dilakukan pengumpulan ide untuk penyusunan program kerja kelompok SADAR ALAM. Keesokan harinya, Bapak Kiki menyampaikan materi lanjutan mengenai tata kelola permukiman dan lingkungan desa, diikuti oleh pemaparan dari Bapak Sigit yang memperdalam aspek lingkungan dan pertanian dalam konteks adaptasi perubahan iklim. Pada hari terakhir, seluruh peserta terlibat dalam diskusi intensif untuk menyepakati rencana kerja kelompok ke depan, termasuk pemilihan lokasi demplot sebagai bagian dari aksi nyata kelompok.
Sebagai langkah lanjutan, kelompok SADAR ALAM kini dipersiapkan menjadi Kelompok Penggerak ProKlim (Program Kampung Iklim). Inisiatif ini mendapat dukungan positif dari Pemerintah Desa Tamong yang juga tengah memproses penerbitan Surat Keputusan (SK) pengakuan terhadap kelompok ProKlim SADAR ALAM sebagai bagian dari upaya adaptasi dan mitigasi perubahan iklim berbasis komunitas.