Lokakarya tentang Desa Ramah Perempuan dan Peduli Anak (DRPPA) telah sukses diselenggarakan sebagai upaya untuk meningkatkan pemahaman, partisipasi, dan komitmen berbagai pihak dalam mewujudkan desa yang inklusif, ramah terhadap perempuan, dan peduli terhadap anak. Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari rembuk perempuan yang sebelumnya telah dilaksanakan di 12 desa dampingan Yayasan Swadaya Dian Khatulistiwa (YSDK).
Lokakarya ini melibatkan enam desa dampingan YSDK, yakni empat desa dari Kecamatan Siding (Desa Hli Buei, Desa Tangguh, Desa Tamong, dan Desa Sungkung 2), serta dua desa dari Kecamatan Monterado (Desa Rantau dan Desa Goa Boma). Sebanyak 26 peserta hadir dalam kegiatan ini, yang terdiri dari kepala desa dan sekretaris desa, kader gender YSDK, perwakilan Lembaga Adat Desa (LAD), serta perwakilan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) perempuan. Keterwakilan perempuan mencapai 14 orang, sementara laki-laki berjumlah 12 orang.





Untuk memperkaya diskusi dan pemahaman, acara ini menghadirkan sejumlah narasumber yang kompeten, antara lain:
Bpk. Timotius Taim, S.H. (perwakilan Dewan Adat Dayak Bengkayang)
Ibu Maria Mariana, S.Pd. (perwakilan perempuan)
Ibu Hj. Yenny AS, S.H., M.H. (akademisi bidang hukum)
Ibu Dewi Yunita Asmara, S.STP., M.Si. (perwakilan Dinas PMD)
Ibu Ita Andriyati, S.Si., Apt., M.M. dan Ibu Weni dari DSP3A









Lokakarya ini menghasilkan beberapa capaian penting:
Peningkatan kapasitas desa dalam menyusun Peraturan Desa (Perdes) terkait DRPPA, yang bertujuan memperkuat perlindungan dan pemberdayaan perempuan serta anak.
Penyusunan dan pembahasan draft Perdes, yang kemudian dikaji secara partisipatif dan disesuaikan dengan konteks serta kebutuhan tiap desa.
Komitmen penyusunan Rencana Kerja Tindak Lanjut (RKTL) sebagai langkah konkret untuk mengimplementasikan prinsip DRPPA melalui berbagai kegiatan terencana.
Selain itu, kegiatan ini juga menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor—antara pemerintah, masyarakat sipil, dan sektor swasta—dalam menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung bagi perempuan dan anak-anak.
Dengan komitmen bersama yang kuat, hasil lokakarya ini diharapkan menjadi landasan awal dalam pembangunan desa yang lebih berkeadilan, berdaya, dan inklusif. Desa yang melindungi dan memberdayakan seluruh warganya, terutama perempuan dan anak-anak, adalah kunci menuju masa depan yang lebih adil dan sejahtera.